Percayalah
06.55
Kata ... mereka diriku selalu kau
manja
Kata ... mereka diriku selalu di
timang
Nada – nada yang indah, selalu terurai
darinya
Tangisan dari bibirku takkan jadi
deritanya
Penggalan
Lagu Melly Goeslow membawa kita mengingat sosok hebat yang mengantarkan kita
menyambut dunia. IBU. Sosok hebat yang menjaga kita, menyayangi tanpa pamrih,
dan orang pertama yang khawatir akan kita.
Namun
terkadang, tidak semua ibu seperti itu ...
Mungkin
sebagian, bagi mereka yang ditelantarkan, dibuang di panti asuhan, tak diurus
secara pantas, penghargaan itu terlalu berharga ...
Padahal
sebenarnya tidak, mereka seperti itu karena sayang dengan kamu. Mereka membuang
kamu di pinggir jalan, bukan karena benci melihatmu, tapi mereka ingin kamu
ditemukan seseorang yang bisa memberimu kebahagiaan lebih. Memberi apa yang
kamu inginkan suatu hari. Karena beliau sadar tak punya hal lebih yang bisa
diberi selain doa.
Bagi
ibu yang suka main tangan, memukulmu ketika kamu membuat kesalahan, bukan
karena beliau membencimu. Tapi karena beliau tidak ingin kamu sakit, tidak
ingin melihat kamu terkotak dengan yang namanya kesalahan. Beliau ingin melihat
kamu berubah menjadi baik. Meski caranya salah.
Ibu
bukan sosok sempurna, bukan wonder woman yang bisa segala hal. Ibu juga manusia
yang memiliki kesalahan dan khilaf. Memiliki batas kesabaran dan kekurangan.
Itu yang harus kamu ingat.
Terkadang
kita membenci ibu, atas kesalahan seperti perceraian atau pergi dari rumah.
Namun seandainya kita tahu, hati mereka juga sakit, lebih sakit malah. Beliau
membuat itu semua seperti salahnya, membuat kita membenci beliau setengah mati.
Bahkan tak mau memaafkannya terkadang.
Tapi
apakah kau tau, terkadang ibu seperti itu agar kamu tidak tau kenyataan yang
sesungguhnya. Menyimpannya rapat meski hatinya terluka. Karena seandainya kamu
tau, itu akan membuat hatimu hancur. Membuatmu memandang hidup itu memuakkan,
penuh derita.
Ibu,
apapun yang beliau lakukan. Sayangilah, meski sayang itu sulit tumbuh walaupun
beliau membuat kesalahan besar. Sayangilah meski ibumu mengecewakanmu.
Sayangilah ibumu meski hatimu sakit atas semua ucapan kotor yang beliau
timpakan padamu. Sayangilah ibumu meskipun kamu dibanding – bandingkan dengan
saudaramu. Sayangilah ibumu lebih dari apapun. Jika sulit, usahakanlah.
Meski
itu sulit ... tapi tahukan kamu, beliau orang pertama yang menunggu hadirmu
untuk melihat dunia. Tersenyum mendengar tangis pertamamu.
Percayalah ...
Karena
ibu adalah ibu ... dan akan selalu menjadi ibu meski kamu acuh, dan mendoakan
atas kebahagianmu.
Percayalah
...
0 komentar