Lontar Yusuf Vs Jejaring Sosial.

17.43



Tradisi atau kebiasaan, dalam pengertian yang sederhana ialah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu masyarakat. Sama halnya seperti tradisi Mocoan Lontar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Banyak sekali jenis Lontar khas Desa Kemiren, namun yang paling menonjol adalah LontarYusuf. LontarYusuf berisi beberapa macapat seperti pangkur, sinom, kasmaran, dan durmo. Pembacaan LontarYusuf sendiri tidak boleh sembrono dan lontar ini memiliki makna sendiri dalam setiap baitnya.
Di zaman Digital Society, mocoan lontar dianggap jadul alias kuno. Para remaja memilih gaya dengan facebook, twitter, skype, dan jejaring sosial lainnya. Padahal bila kita mau berfikir ulang, Banyuwangi memasuki era Banyuwangi Digital Society, sudah seharusnyakita membanggakan tradisi sendiri. Dengan mempublikasikan mocoan LontarYusuf, sama saja kita melestarikan tradisi kita yang hampir punah.
Banyak turis mancanegara yang mempelajari LontarYusuf bahkan menetap di Desa Kemiren selama beberapa tahun. Namun sebagai wujud I love Banyuwangi, apa yang bisa kita lakukan? Beberapa kegiatan kecil mungkin bermanfaat. Misalnya membuat blog tentang segala hal yang berkaitan dengan LontarYusuf, posting di youtube, dan pengenalan tradisi lewat akun chating internasional seperti omegle.
Mungkin pepatah tak kenal maka tak sayang adalah hal tepat menggambarkan kondisi LontarYusuf saat ini. Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Berhubung sekarang era Digital Society, mari wujudkan I love Banyuwangi dengan lebih perduli pada tradisi kita. Penggalakkan I love Banyuwangi di segala bidang perlu dilakukan agar tercipta Banyuwangi yang makmur dan sejahtera.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

fmaulidaa @Instagram

Subscribe