[PUISI] Cerita Buru
15.45
Aku tak mengerti alasan kau menghilang
Mungkin memang tak perlu penjelasan
Tak perlu kata-kata panjang
akan alasan Tuhan memisahkan kita
Sudah jelas : kita melampaui batas
Bertemu denganmu bukan suatu rencana
Sepengetahuanku, kau sudah masuk saja
tanpa persiapan. Tanpa aba-aba
Ketika tersadar, aku telah terperangkap
Kita orang-orang yang melebihi batas
waktu, logika
Hingga akhir, perasaan ini nyatanya masih tersisa
Tak sekedar bara, menjadi nyala
45 : tahun yang lewat dengan menunggu kepastian darimu
Dan kau tetap tak kembali
Sampai suatu ketika, surat itu datang :
mengabarkan kematianmu.
Penasaran, kutantang ruang waktu
Mencoba menemukanmu
Lebih pada berdamai dengan masa lalu dan perasaanku
Juga jujur pada anak kita, Srikandi, yang tak pernah tahu
bapaknya : Bhisma.
Pusaramu tegak membiru
Mengingatkanku akan kamar tempat kita melenguh,
meluruh
Dan aku tak kuasa hanyut
melalui butiran air mata yang jatuh melayu
Aku : Amba
Telah hancur remuk pupus
Namun tetap tegak. Tegar
Bahkan untuk sekedar bersandar pada
Srikandi ; yang menuntut, memburu
NOTE : Puisi ini terinspirasi oleh novel AMBA oleh Laskmi Pamuntjak. Sebuah novel yang mengisahkan percintaan antara Amba, Salwa, dan Bhisma dengan latar sejarah G30SPKI. Novel yang membiru. Rekomendasi banget untuk dibaca :)
Mungkin memang tak perlu penjelasan
Tak perlu kata-kata panjang
akan alasan Tuhan memisahkan kita
Sudah jelas : kita melampaui batas
Bertemu denganmu bukan suatu rencana
Sepengetahuanku, kau sudah masuk saja
tanpa persiapan. Tanpa aba-aba
Ketika tersadar, aku telah terperangkap
Kita orang-orang yang melebihi batas
waktu, logika
Hingga akhir, perasaan ini nyatanya masih tersisa
Tak sekedar bara, menjadi nyala
45 : tahun yang lewat dengan menunggu kepastian darimu
Dan kau tetap tak kembali
Sampai suatu ketika, surat itu datang :
mengabarkan kematianmu.
Penasaran, kutantang ruang waktu
Mencoba menemukanmu
Lebih pada berdamai dengan masa lalu dan perasaanku
Juga jujur pada anak kita, Srikandi, yang tak pernah tahu
bapaknya : Bhisma.
Pusaramu tegak membiru
Mengingatkanku akan kamar tempat kita melenguh,
meluruh
Dan aku tak kuasa hanyut
melalui butiran air mata yang jatuh melayu
Aku : Amba
Telah hancur remuk pupus
Namun tetap tegak. Tegar
Bahkan untuk sekedar bersandar pada
Srikandi ; yang menuntut, memburu
NOTE : Puisi ini terinspirasi oleh novel AMBA oleh Laskmi Pamuntjak. Sebuah novel yang mengisahkan percintaan antara Amba, Salwa, dan Bhisma dengan latar sejarah G30SPKI. Novel yang membiru. Rekomendasi banget untuk dibaca :)
0 komentar