Clo, Mendung Yang Bersinar *Part 3 of 4
23.51
13
Januari 2012.
Pukul
06.00.
Langkahku
terseok - seok menuju kelas. Gerutu kesal dari teman – teman yang kutabrak tak
kuhiraukan. Pagi ini emosiku memuncak. Kabar burung tak tahu aturan itu
menyerangku tanpa peringatan. Claudia pake narkoba? Lelucon apa itu!
“Clo,
aku mau bicara sama kamu.” Kataku tanpa basa – basi begitu sampai di kelas.
Claudia
mendongak. Lingkaran hitam di mata teduhnya menyapaku. “Kenapa yom? Pagi – pagi
udah ribet.”
Aku
mengatur nafas. “Apa bener gosip yang beredar?”
Alis Claudia naik.
Wajahnya terlihat seputih kapas untuk sesaat. “Masalah?”
“Masalah ...” lidahku
mendadak kelu. “Kamu pake narkoba.”
Claudia membuang muka.
“Nanti malam jam sebelas aku jemput.”
“Clo ...” suaraku
menghilang ketika tatapan matanya menerkamku.
“Nanti malam kamu akan
tahu yang sebenarnya.” Tegas Claudia mengakhiri percakapan pagi ini. Ya, pagi
ini.
Pukul
23.00.
Mobil Claudia
melaju cepat membelah pusat kota. Selama perjalanan aku diam. Aku menunggunya
bicara namun tak ada suara. Claudia yang ku kenal seolah orang asing yang
memberiku tumpangan. Aku membuang muka ke jalanan.
Belum selesai aku
berdebat dengan pikiranku, Claudia banting stir ke sisi jalan. Di sisi jalan
banyak banyak gadis seusiaku memakai rok mini. Aku mendesah pelan. “Clo, ayo
kita pulang aja.”
Claudia melepas sabuk
pengaman kemudian keluar dari mobil. Senyum sinisnya menyapaku. “Kenapa?
Takut?”
Aku menghela nafas.
Menit berikutnya Claudia menarik tanganku erat. Membimbingku masuk menuju
tempat yang biasa disebut tempat clubbing. Baru beberapa langkah mataku
melotot. Banyak pria hidung belang tengah menikmati mangsanya. Aku mual. Aku
ingin secepatnya pergi dari tempat ini. “Clo, kenapa kita masuk tempat kayak
gini?”
Claudia tak menggubris
pertanyaanku. Sebaliknya dia sibuk menjulurkan lehernya. Matanya menyapu
seluruh ruangan clubbing. Tak lama senyumnya merekah dan tangannya terangkat
menyapa seseorang.
Seorang cowok berusia
kira- kira dua tahun lebih tua dariku menyambut Claudia. Tak kusangka hal
paling terkutuk terjadi di depan mataku. Aku membuang muka. Ciuman mereka benar
– benar membuatku muak! Claudia sudah gila!
“Minum yom.” Tawar
Claudia menyodorkan minuman padaku. Aku mencium baunya. Wuek! Ini anggur!
“Ayo pulang!” ajakku
sekuat tenaga menahan emosi.
Claudia tersenyum.
“Baru juga sampai.” Ucapnya santai kemudian meminum anggur itu.
“Clo...”
“Ini kehidupan nyataku
yom. Menarik kan?”
“Clo...”
“Dan ini...” Claudia
mengeluarkan beberapa pil kecil. Tanpa ragu dia menengguk sekaligus. Kutebak
lebih dari sepuluh pil yang dia telan. “Mau coba?”
“Clo...” tanganku
mengepal geram.
“Yom ...” Claudia
mendekatiku. “Ini hidupku yang sebenarnya. Hidup penuh kebebasan. Aku nggak
perlu pura – pura untuk jadi cewek manis setiap hari. Aku bisa jadi apapun yang
aku mau.”
“Kamu gila!” aku
menamparnya. “Kamu ini kesurupan apa sih? Kamu cantik, pintar, dan sopan di
sekolah. Kenapa kamu kayak gini Clo?” nafasku tersengal – sengal. Emosiku benar
– benar meledak.
“Hahaha.” Claudia
tertawa keras. “Kenapa? Kecewa? Nyesel sahabatan sama aku?”
“Sebagai sahabat kamu
Clo ...” gigiku gemeretak. “Aku nggak mau kamu rusak. Aku perduli sama kamu.
Aku pengen jaga kamu Clo ...” mataku mulai panas. “Karena aku sayang sama
kamu.”
Tepat setelah ucapanku
berakhir, tiba – tiba tubuh Claudia mengejang. Tubuhnya bergerak liar. Matanya
melotot seolah di congkel paksa. Selang menit berikutnya busa – busa putih
mengepul dari bibirnya. Aku terpaku tak mampu bergerak. Tubuhku bergetar hebat
tanpa sadar. Nafasku naik – turun dan air mataku meleleh tanpa kuminta. Aku
membungkuk meraih tangannya. “Clo, kamu kenapa Clo?” suaraku serak oleh air
mata. “Clo ...” panggilku sembari menggoncang – goncang tubuhnya.
Sedetik kemudian, tubuh
Claudia berhenti mengejang. Bersamaan dengan nafasnya yang pergi untuk
selamanya.
Aku limbung. Aku syok.
Hal berikutnya yang kusadari aku berteriak memanggil namanya. Apa kamu pergi Clo? Ini cuma mimpiku kan? Sangkalku
meyakinkan diri sendiri. Namun suara hatiku yang lain menamparku kembali. Claudia telah pergi, di depan matamu! Tanpa
bisa kamu menolongnya!
***
0 komentar