[Sinopsis Novel] Time Traveler : Java War

04.06

Kinan tak mengerti alasan Radit terus mengganggunya. Seingatnya, dia sudah meminta maaf ketika tak sengaja menumpahkan air di celana cowok itu. Pertengkaran terus berlanjut hingga secara tak terduga mereka terdistorsi ke masa Perang Diponegoro. Dalam keadaan kebingungan, keduanya bertemu Kiara, yang anehnya memiliki nama dan wajah yang mirip dengan Kinan. Kiara menjelaskan alasan keduanya mundur dua abad, yang ternyata akibat sinyal cahaya yang Kiara kirimkan salah masuk dimensi waktu. Tak ada cara kembali kecuali mereka berdua menyelesaikan misi membebaskan anak Pangeran Diponegoro yang ditahan Belanda, Raden Mas Raab. Keduanya terpaksa memakai nama samaran untuk menghindari kecurigaan masyarakat.
Petualangan dimulai. Mereka memulai langkah di desa Purwoharjo. Disana mereka tinggal di rumah Kunti dan bertemu pemuda bernama Haryo. Mereka bertiga berusaha menghindari kecurigaan Kunti dan Haryo, sembari mengumpulkan informasi dan perbekalan mencari Pangeran Diponegoro. Jatuh bangun mereka lalui, termasuk Radit yang babak belur di tangan Haryo dan Kinan yang terpaksa berlatih senjata ditemani Kunti. Harapan akhirnya datang ketika Kunti memiliki rencana rahasia mencari Bapaknya yang berjuang bersama Pangeran.
Mereka berempat meninggalkan desa diiringi pernyataan cinta Haryo pada Kunti. Selama perjalanan pertumpahan darah pecah. Mereka harus melawan para bandit yang mengincar harta benda milik mereka. Kiara, Radit, dan Kunti mati-matian menyelamatkan Kinan. Mereka bertiga terluka. Kunti pingsan, Kiara kehabisan tenaga, dan Radit terpaksa menjadi pembunuh yang membuatnya trauma berat. Kinan akhirnya berani membunuh setelah melihat nyawa Radit terancam oleh pemimpin bandit.
Kinan sudah putus asa mencari bantuan kalau saja mereka tidak ditemukan para pedagang, yang ternyata adalah pasukan Pangeran Diponegoro. Mereka dibawa menuju perkemahan. Disana luka-luka Radit, Kiara, dan Kinan diobati, sementara Kunti sangat bahagia bertemu Bapak. Kebahagiaan Kunti tak berlangsung lama ketika firasatnya menjadi kenyataan. Bapak meninggal setelah memeriksa keamanan barisan pertahanan di desa Tegalpare. Kunti limbung. Sebagai sahabat, mereka bertiga berusaha keras mengembalikan senyum Kunti. Alih-alih kembali normal, Kunti malah menyandera Kinan dan memaksa Kiara dan Radit mengungkap jati diri mereka. Kiara yang tak punya pilihan akhirnya menjelaskan bahwa mereka berasal dari masa depan. Kunti yang melihat kesungguhan mereka bertiga, akhirnya memutuskan menggadaikan nyawa demi membantu kembali ke masa depan.
Situasi perkemahan memanas. Perundingan di Residen Magelang semakin dekat. Kinan, Kunti, dan Kiara diminta menjadi telik sandi wanita yang menyusup sebagai pelayan. Awalnya Radit menolak keras kepergian mereka, sampai akhirnya air mata Kinan meluluhkan hatinya, dengan syarat Kiara dan Kunti melindungi Kinan mati-matian. Hadirnya Ayu Wiyat yang tak lain adalah pemimpin pasukan telik sandi wanita mengurangi kekhawatiran Radit.
Mereka berempat berhasil menyusup Kantor Residen Magelang dengan menyamar. Tempat Raden Mas Raab disembunyikan akhirnya diketahui setelah Kinan menguping pembicaran rapat petinggi Belanda. Mereka bergerak cepat untuk membebaskan Raden Mas Raab. Pengorbanan tak sedikit dalam usaha tersebut. Kunti malangnya dibunuh pasukan Belanda dan Kinan diamankan pasukan Belanda. Kinan disiksa dan digauli petinggi Belanda, Rasiden Smissaert, agar gadis itu buka mulut.
Hari perundingan tiba. Pangeran Diponegoro datang ditemani lima orang, salah satunya adalah Radit yang menyamar sebagai Raden Mas Raab palsu. Perundingan berjalan alot antara kedua belah pihak. Di tengah perdebatan, Residen Smissaert membawa masuk Kinan yang babak belur. Seketika amarah Radit meledak. Dia menyuruh Raden Mas Jonad berlari ke ruang bawah tanah dimana Kiara dan Raden Mas Raab berada, sementara dia memukul mundur sebagian pasukan pengawal Belanda demi menyelamatkan Kinan.
Akhirnya Radit mengungkapkan perasaannya. Kinan awalnya menahan diri mengingat perlakuan Residen Smissaert yang menghancurkan harga dirinya. Lalu Kinan sadar, Residen Smissaert memang menghancurkan hidupnya, namun Residen Smissaert tak berhak menghancurkan kebahagiaannya. Sebelum deru senapan mencabut nyawa keduanya, Kinan berkata bahwa dia juga mencintai Radit jauh sebelum petualangan mereka dimulai.
Radit menutup mata. Dia yakin tempatnya sudah di dunia roh. Namun setitik cahaya memaksanya membuka mata. Radit terpaku menyadari dia kembali ke kamar mandi sekolah. Segera dia berlari menuju kelas dan mencari Kinan, berharap gadis itu juga selamat. Dada Radit seketika lega melihat Kinan kembali dari kamar mandi bersama Jani. Dia menulis di secarik kertas, mengatakan bahwa Radit senang gadis itu kembali ke masa depan. Perasaan bahagia Radit sontak lenyap saat menemukan surat balasan Kinan berkata sebaliknya. Gadis itu lupa ingatan akan petualangan mereka!
Usai pulang sekolah, Radit bersiap naik bis hingga tanpa sengaja seorang gadis nyaris jatuh dihadapannya. Spontan Radit menangkap gadis. Gadis itu buru-buru pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Radit sudah mengabaikan gadis itu kalau saja matanya tidak menangkap secarik kertas yang ditujukan untuknya.
Gadis itu yang tak lain adalah Kiara, berpesan pada Radit agar  tak menyerah terhadap Kinan. Menurutnya, lupa ingatan Kinan adalah jalan terbaik agar gadis itu hidup normal tanpa bayang-bayang perlakuan Residen Smissaert. Radit tersenyum membaca surat Kiara, lalu bertekad terus berjuang meyakinkan perasaan Kinan. Radit tak sadar, Kiara tak lain adalah anaknya di masa depan hasil pernikahan dengan Kinan. Misi Kiara kembali ke masa lalu adalah menyatukan kedua orang tuanya.
 ***

Note : Ini adalah novel ciptaanku. Berminat baca? Bisa email di farahmaulida58@gmail.com. Terima kasih :)

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

fmaulidaa @Instagram

Subscribe