Waktu

21.54

Dunia sekarang semakin cepat. Itu pendapatku terhadap hari yang sering sekali berganti, keadaan yang selalu berubah, dan orang yang makin tak jelas saja setiap detiknya.

Apakah asumsiku salah? Rasanya kemarin aku baru saja bertemu januari, sekarang kembali januari dengan tahun berbeda. Dengan semua perubahan yang terkadang tak bisa kuterima. Terpaksa kujalani meski sebenarnya, dalam hati yang terdalam, aku menolaknya.

Aku ingin istirahat dari dunia yang semakin cepat ini. untuk sesaat aku ingin seperti keong yang berjalan lambat. Menikmati kasarnya bumi, embun di pucuk daun, lengkap dengan udara kedamaian tak takut di telan kecepatan waktu. Waktu yang relatif. Waktu yang tak bisa diputar dan di setting  semau kita. Karena dimensi waktu sendiri saja berbeda. Kemarin – Sekarang- Besok.

Waktu, ah bicara itu, kenapa hatiku sesak seperti ini ya? Kenapa harus ada air mata tiba – tiba jatuh? Kenapa harus ada penyesalan yang menyelimuti perasaanku? Kenapa aku tetap saja seperti anak kecil bila berhadapan dengan waktu? Menuntut waktu, juga keadaan yang terlalu mendesakku untuk terpojok.

Waktu, waktu bersama orang tua, waktu tersenyum dan bergurau bersama di rumah lama, waktu bermain hujan – hujanan, waktu dimarahi ibu karena selalu membantah, waktu pertama kali melihat betapa lemahnya bapak (dan seumur hidup aku tak mau melihatnya lagi), waktu aku ingin pergi dari rumah, waktu aku membenci hidup yang kukira tak pernah adil,waktu aku harus berpisah – dan baru kusadari perpisahan yang kuinginkan adalah kesalahan terbesar yang pernah kulakukan.


Waktu terus berjalan bukan? Tak bisa kusalahkan, karena kata mereka ‘Hargailan waktu, karena waktu tak pernah kembali’. Pun, aku juga sama, kuhargai waktu sebagai teman yang akan tiba sesuai waktunya. Saat dia tiba nanti, menjemputku, kuharap aku sudah siap. Aku sudah kuat dimana aku tak pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Sebaliknya, aku tersenyum menggandeng waktu dengan percaya diri. Tak pernah takut hal yang sama mengujiku. Karena waktu lebih dulu memberi ilmu untuk tak mengulangi kesalahan yang sama.

Dunia yang cepat, dunia yang dikejar waktu. Semoga aku tak lupa diri menikmati alam hanya karena waktu.  

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

fmaulidaa @Instagram

Subscribe