Tingkat Akhir ; Sebuah Kesan Selama Tiga Tahun di IPB
07.57
Rasanya lama sekali nggak nulis di blog ini. Jendelanya udah jamuran. Berdebu. Sarang laba-laba di mana-mana. Sebagai pengguna blog yang baik, harusnya blog ini sering dibersihkan yak haha
Ceritanya sekarang tingkat akhir nih. Semester tujuh. Waktu berjalan begitu cepat ya. Tanpa terasa sudah jalan tahun ke empat di IPB. Masuk universitas yang sejak dulu jadi impian, dan insyaallah semoga lulus tepat waktu tahun depan. Wisuda tahap pertama. Bulan September 2018.
Selama tujuh semester ini banyak sekali ceritanya. Nggak bakal cukup diceritain di sini. Pegal tangan buat ngetik. Tapi pencapaian-pencapaian tertentu mungkin bisa dibagi di sini.
Semester 1 dan 2 aka tingkat pertama
Tidak ada yang menonjol dari anak baru atau tingkat pertama, selain rasa syukur dan bangga menjadi bagian dari kampus pertanian terbaik di Indonesia, terlebih masuk lewat jalur SBMPTN dan melewati masa-masa di SJMP Diploma IPB pula (baca pos sebelah). Tingkat pertama cenderung gabut dengan mata kuliah yang nggak jauh beda sama anak SMA. Kita bilangnya sih SMA kelas 13 hehehe. Tingkat pertama adalah penentuan keselamatan IPK untuk tingkat-tingkat selanjutnya. Dulu kakak-kakak tingkat selalu bilang, "Mata kuliah TPB masih gampang. Belajar yang rajin ya. Tingkatin IPKnya. Kalau bisa IPK 4 deh!"
Buat kapasitas otak pas-pasan, dapat IPK 4 di IPB, meski cuma TPB (PPKU sekarang),percaya deh nggak segampang itu haha! Dan ternyata bener sih, IPK TPB-lah yang menyelamakan IPK di tingkat-tingkat selanjutnya. Kalau mau cum laude, percayalah, selamatkan IPK-mu di TPB hehe
Pencapaian di tingkat TPB adalah gabung salah satu UKM wirausaha di IPB. Manfaatnya tentu aja ada dong. Jadi tahu bagaimana menjadi wirausaha yang modal pertama adalah berani, nggak malu ngadepin orang. Selain gabung UKM Wirausaha, bakal nulis terasah. Pertama kali ikut lomba nulis alhamdulillah langsung menang juara 1 tingkat TPB. Kemudian mewakili semua mahasiswa tingkat pertama di IPB Art Contest (IAC) cipta cerpen. IAC itu semacam lomba akbarnya seni IPB mulai dari anak S1 sampai Diploma. Semua fakultas dan tingkat bersaing di IAC. Kerennya, dengan kepolosan bahkan bego karena nggak datang pas pengumuman, alhamdulillah juara 2. Sejak itulah bakat nulis mulai terlihat. Ada rasa percaya diri buat bersaing.
Selain meraih mimpi, ternyata IPB juga menunjukkan mimpi baru; menjadi penulis.
Semester 3 dan 4 aka tingkat kedua.
Pertarungan dimulai. Istilah ini tepat sekali saat memasuki departemen. Seperti beberapa pos yang menceritakan kesan di semester 3 dan 4, dengan bahasa yang buruk itu haha. Masuk departemen berbeda sekali atmosfernya dengan tingkat pertama atau TPB. Semester 3 masih kaget dengan rutinitas yang ke sawah selalu. Bergelung dengan panas, keringat, dan mata kuliah yang sudah menjurus ke agronomi dan hortikultura. Semester 3 mata kuliahnya lebih pada memberi dasar kepada semua mahasiswa AGH mengenai pertanian. Makanya mata kuliah yang diberikan seperti Dasar-Dasar Agronomi, Klimatologi, Genetika Tanaman, dll Nilai IPK di semester ini juga menunjukkan seberapa jauh kamu mampu. Kalau pengalaman kita-kita, nilainya ada yang terjun payung, loncat indah, landing pesawat, atau rantai karbon. Istilahnya macam-macam. Mahasiswa yang baru masuk departemen cuma bisa mengelus dada melihat grafik nilai yang mengerikan.
Semester 4 tidak jauh berbeda. Kelanjutan dari semester 3 perihal mata kuliahnya. Sementara dari segi pengembangan diri, semester 3 dan 4 benar-benar masa sibuk dengan organisasi dan kepanitiaan. Maklum lah anak baru yang baru masuk departemen, pengennya semua dicoba. Jadilah tiap malam disibukkan dengan rapat, rapat, dan rapat. Rapat organisasi A, rapat kepanitiaan B, C, D, dst. Kosan seperti tempat tidur aja. Hidup benar-benar di kampus.
Selain kegiatan organisasi dan kuliah, tingkat dua juga sibuk latihan basket buat mempersiapkan event departemen, fakultas, hingga tingkat universitas atau dikenal sebagai Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI). Ini event akbarnya anak IPB soal olahraga. Apalagi kalau udah tanding yel-yel antar suporter, seluruh gymnasium rame!
Prestasi yang dicapai selama tingkat dua? Basket OMI masuk perebutan juara 3/4, cipta cerpen IAC (mewakili fakultas pertanian) berhenti di juara 5 (penurunan yak haha), dan menjadi kadiv di beberapa program kerja organisasi. Tingkat dua adalah tingkat paling capek ngurusin hajat orang banyak haha
Semester 5 dan 6 aka tingkat tiga
Memenuhi niat tingkat dua, tingkat tiga ini memilih pensiun. Benar-benar rehat dari berbagai kegiatan yang memeras hati dan fisik. Gantinya? Hidup berasa sangat gabut dan aneh. Dari yang sibuk sampai pulang selalu malam, ganti total jadi tidur nyenyak tiap sore (kalau nggak ada laporan). Berasa menjadi insan yang tidak produktif. Sebagai gantinya lebih sering ikut latihan basket dan lomba tulis cerpen di universitas lain. Alhamdulillah penghasilan dari cerpen mengalir hehe
Perihal akademik tingkat tiga mulai susah. Apalagi semester 5 yang jadwalnya benar-benar padat dan tugas mingguan selalu ada. Nyaris tiap malam begadang. Mata kuliahnya lebih sulit karena banyak hapalan dan menuntut kreatifitas (seperti Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap yang mewajibkan gambar). Kita juga tiap minggu hapalan gulma. Belum lagi kewajiban seat in karena menjadi asisten praktikum sosiologi umum departemen SKPM. Kok bisa jadi asisten lintas departemen sih? Nah di IPB, untuk beberapa mata kuliah yang diperuntukkan untuk mahasiswa tingkat pertama, asisten praktikum berasal bisa dari mahasiswa tingkat tiga lintas departemen yang memang mampu secara akademik di mata kuliah tersebut. Kategori mampu dilihat dari nilai mutunya ketika mengambil mata kuliah tersebut. Sebagai contoh, untuk menjadi asisten sosiologi umum syarat utamanya nilai sosiologi umum harus A. Artinya kurang dari A tidak bisa mendaftar. Dan menjadi asisten rangkaian tesnya lumayan banyak juga. Pengalaman menjadi asisten praktikum di mata kuliah di luar jurusan yang kita kuasai itu menantang banget loh!
Capaian di tingkat tiga ini adalah OMI cuma menang sekali lawan FEMA (HAHA), IAC kembali juara 2, dan juara cerpen di UNSRI, UNSOED, dan UGM.
Capaian di tingkat tiga ini adalah OMI cuma menang sekali lawan FEMA (HAHA), IAC kembali juara 2, dan juara cerpen di UNSRI, UNSOED, dan UGM.
Kesan dari semester 5 dan 6?
Untuk yang berminat di departemen Agronomi dan Hortikultura, berhati-hatilah di semester 5. Kalau nggak, nilaimu bakal terjun bebas bahkan bisa menyentuh IP 2!
Oiya, departemen AGH penuh dengan persaingan yang nggak cuma rebutan mayor sendiri setiap kali KRS, tapi juga rebutan TOPIK SKRIPSI! Yap, topik skripsi beserta dosen dipilih di semester 6. Dosen yang menjadi pembimbingmu akan menentukan nasib skripsimu ke depan.
Semester 7 dan going to go...
Nggak kerasa udah tingkat akhir. Mata kuliah makin sedikit dan makin jarang ke sawah, tapi anehnya pikiran makin penuh. Banyak yang harus dipikirkan; laporan kelompok buat mata kuliah yang nggak jelas, kegiatan bikin usaha di bidang pertanian, sampai pusing merancang kolokium, penelitian, dst. Selain sibuk mempersiapkan skripsi, sekarang disibukkan dengan (masih) menjadi asisten praktikum sosiologi umum dan asisten praktikum ilmu tanaman pangan. Benar-benar pengalaman baru ngasprak di ruang dengan di lapang. Lebih bebas di lapang. Lebih bahagia di lapang. Pokoknya lapang terbaik dah hahaha.
Semester 7 ini udah tahu rasanya di-PHP dosen. Digantung gebetan belum ada apa-apanya dah. Revisi yang digantung sebulan, harap-harap cemas sama musim buah naga yang dikhawatirkan lewat (topik skripsinya pascapanen buah naga putih), sampai kabar mengejutkan diminta bapak maju kolokium. Penelitiannya November ini, yang tentu aja bakal disambi kuliah sekaligus ngasprak karena UAS-nya kan Januari. Kalau sesuai timeline insyaallah lulus tepat waktu. Bismillah saja. Semoga Allah memberikan kelancaran.
Begitu lah cerita selama beberapa tahun ini. Panjang dan pegel buat ngetik. Beberapa cerita emang nggak detail. Bukan disengaja, tapi keterbatasan tangan yang pegel nih haha
Next bakal cerita perihal merantau. Perihal jalan-jalannya juga selama beberapa tahun di Bogor ini. Bogor bukan tempat yang tepat buat tenang, kecuali hujannya yang selalu menentramkan. Bogor itu macet di mana-mana. Jauh dari kota buat mahasiswa S1-nya, tapi itu yang bikin kita sedikit berhemat. Bogor itu....
...
...
...
... tempat merajut mimpi dan menentukan tujuan. Jadi buat kamu jangan ragu buat datang ke Bogor. Buat jadi mahasiswa IPB. Iklim mahasiswa IPB juga bagus banget buat menjaga diri dari pacaran. Kebanyakan pengen langsung ngelamar anak IPB mah haha kalau kamu ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik, IPB mungkin salah satu tujuan yang sangat tepat hehe
Juga jangan lupa, pilihnya departemen Agronomi dan Hortikultura ya. Satu-satunya di INDONESIA dan adanya cuma di IPB. Agronomi dan Hortikultura jantungnya IPB. Sebab tanpa pertanian, namanya bukan Institut PERTANIAN Bogor dong hahaha
Yang menunggu kamu bergabung di Bogor,
FMaulida AGH 51
Yang menunggu kamu bergabung di Bogor,
FMaulida AGH 51
0 komentar