RECTOVERSO *dengan perubahan sesuai isi hati saya

21.13



Perasaanku? Kau tanyakan itu? semua tak bisa kuucapkan, tak bisa kuungkapkan. Memandangmu dari kejauhan, melalui lorong kosong yang tiada berujung, aku menyukaimu, itu yang ingin kukatakan. Tapi mulutku bisu, suaraku tak mau keluar. Hanya menatap bahumu, setiap hari dan waktu, aku bahagia. Aku penasaran bentuk matamu, wajahmu, senyummu, tapi aku bisa apa? Aku hanya pemain figuran, yang menunggu celah untuk bisa bersamamu. Menunggu dan terus menunggu, tak perduli bosan, aku tak akan menyerah.

Awan, bukankah butuh proses untuk bisa di atas sana? Bermula dari rintik dan meluruh bersama hujan. Ya, firasat ini yang menyatukan kita. Mempertemukan kita untuk bisa saling mengenal. Aku dan kamu tau, kebersamaan kita tak akan berlangsung lama. Sekali lagi firasat, entah mengapa aku merasakannya.
Aku takut, kamu tau. Aku takut firasatku benar dan tak bisa mencegahmu pergi. Aku tak mau kehilangan kamu. Aku tak mau sendiri bersama rasa takut yang menghantuiku sepanjang waktu. Sekali ini saja, aku tak mau firasat ini terjadi.
Awan, aku menunggu kamu di bangku taman ini. Menikmati hembusan angin dan indahnya danau di depan kita. Tanpa firasat, tanpa rasa takut kehilangan kamu. Ya, firasat, ikatan yang membelenggu kita.

Cinta ini tak seimbang bukan? Kekuranganku, kamu hebat bisa memakluminya. Aturanmu, aturan mereka, itu tak berlaku untukku. Aku tak bisa membedakan duniaku dan duniamu. Berkat perbedaan itu, aku lupa kalau aku cacat. Aku lupa kalau aku tak mungkin memilikimu. Ya aku lupa, gila!
Untukmu cinta, aku menyukaimu tanpa pilihan. Aku mencintaimu sepenuh jiwa dan tanpa batas. Ketulusan yang aku berikan. Tapi sekali lagi aku lupa. Kekurangan ini pasti membuatmu malu jika kamu memilihku. Kekurangan inilah yang akan membatasi langkahmu kedepannya.
Cinta, aku ingin berkata “Bintang memang sempurna, tapi kamu lebih sempurna dari segalanya.”

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

fmaulidaa @Instagram

Subscribe